
Menelusuri Koleksi Perang Belanda di Aceh Melalui Misi Dokumentasi di Aceh
6 Okt 2025
29 September–6 Oktober 2025 tim dari Museum dan Cagar Budaya, Kementerian Kebudayaan dan SEAMS melalui #KoleksiKita melakukan misi penelitian ke Aceh.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sistem dokumentasi serta melakukan kajian terhadap 42 objek koleksi yang berada di Museum Nasional Indonesia (MNI) dengan menerapkan dokumentasi terbaru berdasarkan beberapa standar internasional, termasuk dari Getty Research Institute.
Selama delapan hari riset, tim #KoleksiKita melakukan serangkaian kegiatan yang meliputi identifikasi data objek seperti arsip, katalog lama, foto, serta konsultasi dengan komunitas terkait.
Proses riset menggunakan pendekatan pengumpulan data lapangan, wawancara dengan masyarakat setempat, serta dokumentasi visual melalui pemotretan beresolusi tinggi. Sebanyak enam orang dari perwakilan Museum dan Cagar Budaya dan SEAMS terlibat dalam kegiatan ini.
Konsultasi dengan Local Stakeholders
Bagian penting dari misi ini adalah memperoleh perspektif baru tentang benda-benda koleksi Museum Nasional Indonesia dari komunitas setempat. Sebagai bagian dari riset ini, serangkaian konsultasi telah dilakukan di sejumlah wilayah bersejarah di Aceh yang menjadi lokasi tujuan. Tim #KoleksiKita menggunakan foto beresolusi tinggi dari objek-objek koleksi Aceh di Museum Nasional Indonesia untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai asal-usul dan konteks sejarahnya.
Riset ini juga mencakup survei langsung ke sejumlah situs sejarah yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa Perang Belanda di Aceh. Beberapa lokasi yang dikunjungi meliputi Museum Aceh, Makam Awe Geutah, Museum Pedir, dan Museum Gayo. Melalui kunjungan tersebut, tim berupaya menelusuri jejak sejarah sekaligus memperdalam pemahaman terhadap konteks koleksi yang tersimpan di Museum Nasional Indonesia.
Dokumentasi Sejarah Lisan
Tim #KoleksiKita dan MNI juga melakukan dokumentasi sejarah lisan melalui perekaman video di setiap lokasi kunjungan. Dokumentasi ini berperan penting dalam mencocokkan data dengan koleksi dan peristiwa yang berkaitan dengan Perang Belanda di Aceh, sekaligus memperkaya dimensi naratif dalam interpretasi koleksi di museum.
Sebelum keberangkatan misi riset ke Aceh, tim #KoleksiKita dan Museum dan Cagar Budaya telah melalui beberapa tahap persiapan sejak Juli 2025, dimulai dengan penelitian arsip terhadap dokumentasi museum yang sudah ada, termasuk katalog dan foto-foto historis. Selain itu, penilaian kondisi (condition assessment) terhadap 42 koleksi di Museum Nasional Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan proses digitalisasi.
Hasil dari kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat sistem dokumentasi Museum Nasional Indonesia. Hal ini mencakup tidak hanya arsip dari masa kolonial Belanda, tetapi juga sejarah lisan dan informasi baru yang membantu melengkapi kisah di balik setiap objek. Melalui #KoleksiKita, kegiatan ini juga menjajaki berbagai cara untuk melestarikan dan mengelola dokumentasi penting tersebut, baik untuk keperluan pengelolaan koleksi maupun akses publik.
Kegiatan ini didukung oleh U.S. Ambassadors Fund for Cultural Preservation (AFCP) yang berkomitmen mendukung pelestarian bangunan bersejarah, situs arkeologi dan budaya, objek serta koleksi museum, hingga bentuk ekspresi tradisional seperti bahasa dan musik di negara-negara peserta.