Tentang Kami
Kegiatan Dokumentasi Museum Indonesia memperkuat cara museum-museum di Jakarta dalam mengelola, melindungi, dan membagikan koleksi mereka. Kegiatan ini mendorong katalogisasi yang akurat, kesiapsiagaan terhadap risiko bencana, dan aksesibilitas digital. Kegiatan ini sejalan dengan upaya yang lebih luas untuk memodernisasi praktik museum dan menghubungkan museum dengan audiens global.
Kegiatan ini dimulai pada tahun 2024 dengan dukungan dari U.S. Ambassadors Fund for Cultural Preservation (AFCP). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Southeast Asia Museum Services (SEAMS) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta) dan Kementerian Kebudayaan RI melalui Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB).
Komponen

Jakarta Digital Collections (JDC)
Jakarta Digital Collections (JDC) adalah inisiatif warisan digital yang dikembangkan oleh SEAMS bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, yang bertujuan untuk memperkuat dokumentasi, pelestarian, dan aksesibilitas koleksi di museum-museum publik Jakarta. JDC mendukung pengembangan sistem katalog terpusat yang berlandaskan praktik terbaik internasional, dengan merujuk pada standar terkemuka seperti Getty Vocabularies (AAT, TGN, ULAN), Library of Congress Subject Headings (LCSH), serta kerangka kerja global lainnya. Seluruh referensi ini akan dikaji dan disesuaikan secara kritis dengan konteks lokal melalui konsultasi berkelanjutan bersama para profesional museum, pakar bidang terkait, dan pemangku kepentingan komunitas. Sebuah daftar kosakata terkendali dwibahasa (Bahasa Indonesia–Inggris) akan menjadi dasar untuk: 1. Mendorong konsistensi dalam praktik katalogisasi antar institusi. 2. Meningkatkan keterlacakan dan keterhubungan data. 3. Mendukung narasi yang inklusif, pendidikan, dan penelitian. 4. Memperkuat akses digital jangka panjang dan ketahanan koleksi. Sistem ini mencakup basis data backend yang kuat untuk keperluan internal, serta antarmuka publik yang interaktif dan berorientasi pada pengguna—dirancang untuk menampilkan narasi kuratorial, menyoroti objek-objek bermakna, dan mendorong keterlibatan publik yang lebih luas terhadap warisan budaya Jakarta.

Kajian Provenans dan Dokumentasi bersama Museum Nasional Indonesia
Kegiatan percontohan di Museum Nasional Indonesia (MNI) berfokus pada 60 objek dari era kolonial yang berasal dari koleksi etnografi museum—30 dari Aceh dan 30 dari Sulawesi Selatan. Banyak dari objek ini diperoleh selama ekspedisi militer Belanda pada awal abad ke-20: Ekspedisi Aceh (1901–1904) dan Ekspedisi Sulawesi Selatan (1905–1906). Ekspedisi militer ini menyebabkan penyitaan dan pemindahan sejumlah besar benda budaya, termasuk objek ritual, senjata, tekstil, dan regalia upacara, yang kini disimpan di MNI. Melalui kegiatan percontohan ini, SEAMS dan MNI akan bekerja sama untuk: 1. Meninjau ulang dan mendokumentasikan asal-usul (provenans) setiap objek. 2. Bekerja sama dengan para akademisi internasional, termasuk pakar sejarah kolonial Belanda. 3. Mengembangkan narasi berbasis riset yang menyoroti konteks sejarah perolehan objek. 4. Mendokumentasikan dan memotret seluruh objek yang dipilih secara digital. 5. Memperbarui prosedur dokumentasi internal MNI (SOP) berdasarkan hasil kegiatan. 6. Membagikan koleksi secara daring melalui platform online. 7. Menyajikan temuan dalam pameran dan seminar yang ditujukan untuk publik. Komponen ini menekankan pentingnya pengelolaan koleksi secara etis, transparansi dalam kepemilikan museum, dan akuntabilitas sejarah, sekaligus meningkatkan akses digital bagi peneliti dan masyarakat.
Kegiatan
Kajian Provenans Koleksi
Melakukan kajian provenans yang komprehensif terhadap lebih dari 1.100 objek di 11 museum Jakarta serta 60 objek era kolonial dari ekspedisi Aceh (1901–1904) dan Sulawesi Selatan (1905–1906) di Museum Nasional Indonesia. Menggunakan kerangka kerja Significance 2.0, kajian ini bertujuan mengisi kekosongan data penting untuk memperkuat dokumentasi, memperkaya interpretasi, dan mendukung akses koleksi yang transparan dan berbasis bukti.
Dokumentasi & Infrastruktur Digital
Memperkuat sistem dokumentasi melalui digitalisasi, metadata standar, dan kerangka katalogisasi internasional yang disesuaikan. Melalui Jakarta Digital Collections (JDC) membangun sistem dwibahasa dengan fokus pada pengalaman pengguna dan akses publik. Platform interaktif yang dihasilkan meningkatkan konsistensi katalogisasi di 11 museum Jakarta sekaligus mendukung pengalaman digital yang menarik dan mudah diakses bagi beragam audiens.
Pelatihan & Penguatan Kapasitas
Memberikan pelatihan praktis bagi para profesional museum dalam standar dokumentasi, fotografi, kesiapsiagaan bencana, dan alur kerja digital. Pelatihan diselenggarakan bersama para ahli lokal dan internasional, serta dirancang untuk memperkuat kapasitas kelembagaan sekaligus membangun jejaring profesional.
Keterlibatan Publik & Visibilitas
Untuk mendorong transparansi dan memperluas akses publik terhadap koleksi, kegiatan ini mencakup serangkaian aktivitas yang ditujukan untuk publik, seperti pameran digital, seminar, dan cerita kolaboratif. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya dokumentasi serta menjadikan koleksi museum Jakarta lebih mudah diakses oleh komunitas lokal maupun audiens global.
Museum yang Berpartisipasi
Kegiatan Dokumentasi Museum Indonesia menghimpun jaringan museum di bawah Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Museum Nasional Indonesia, yang berada di bawah naungan Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (Indonesian Heritage Agency/IHA), untuk bekerja secara kolektif dalam menjaga koleksi warisan budaya Jakarta melalui peningkatan dokumentasi dan akses digital.
